Kamis, 12 Februari 2015

Membayangkan diriku bersujud di hadapan Ka’bah„ di tanah suci. Begitu dekat dengan-Nya. Membayangkan menangis di Multazam, tempat paling mustajab, tempat seluruh doa akan terjawab.. Membayangkan diriku berbalut putih, bertawaf bersama jiwa-jiwa lain yg merindu-Nya..

“Ya Allah„ akankah Engkau mengundangku ke rumah-Mu, kiblat umat muslim sepenjuru dunia? Mungkinkah Engkau memperkenankan aku datang bertamu, meski diri ini penuh peluh?”
Undanglah aku, ya Allah. Aku akan datang, dengan berlari. Dengan segenap kerinduan yg menggumpal. Aku akan datang, meski harus tertatih. Dengan serpihan cinta yg ku rekatkan rapat-rapat. Undanglah aku, ya Allah..”

Aku mengiba, mengemis, dan menghamba. Meminta Allah memperkenankan pintaku, berjumpa diri-Nya di titik paling dekat dengan-Nya sepenjuru dunia. Karena aku tidak tahu bilakah waktuku akan tiba. Sungguh, aku tidak mau jika sampai ujung perjalanan fanaku, belum jua aku menyungkurkan taubatku di hadapan Ka’bah dan menyampaikan salam kepada Rasulullah di Rhaudah. Aku tidak sanggup membayangkan, seandainya hingga akhir hayatku, Allah belum mengizinkanku bertamu ke tanah suci..
Betapa rindu aku akan Allah. Aku bagaikan petualang yg telah lama tidak pulang dan merasa ingin kembali. Betapa aku berharap, kerinduan ini cukup untuk mengantarkanku ke Mekkah dan Madinah. Tempat Rasulullah, sang habibullah berawal dan berakhir. Tempat cahaya keislaman memancar dan menjadi Rahmatan Lil’ Alamin. Tempat terindah utk dijadikan kiblat di setiap langkah mereka yg mengaku hamba Allah.

Ya Allah, izinkan aku mengucapkan'Labbaik Allaahumma labbaik, labbaika laa syariikalaka labbaik. Innalhamda wanni'mata lakawal mulk, laa syariikalak'. Menuju-Mu, berakhir di pelukan-Mu. Karena setelahnya, tiada lagi pintaku.

Kalau aku boleh memilih akhirku, aku ingin disini, Tuhanku. Di pintu rumah-Mu. Dengan lantunan ayat suci dariimam qiyamul lail yg mengiris nadiku. Dengan shalawat kerinduan pada kekasih-Mu yg menyesakkan dadaku.

Di bawah naungan Ka’bah-Mu, Tuhanku. Seandainya Engkau bertanya di mana aku ingin dijemput. Di hadapan Multazam, bersama ampunan-Mu. Di pelukan Masjidil Haram, bersama rahmat-Mu. Di hamparan tanah Mekkah, bersama keridhaan-Mu..
Di sini, Tuhanku. Dekat dengan-Mu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar